The Empowerment as Community Learning Based on Ecotourism of Coastal Border at West Kalimantan

  • Toto Sugito Department of Communication Science, Jenderal Soedirman University, Indonesia
  • Adhi Iman Sulaiman Department of Communication Science, Jenderal Soedirman University, Indonesia
  • Ahmad Sabiq Department of Political Science, Jenderal Soedirman University, Indonesia
  • Muslih Faozanudin Department of Public Adminsitration, Jenderal Soedirman University, Indonesia
  • Bambang Kuncoro Department of Political Science, Jenderal Soedirman University, Indonesia
Keywords: coastal border, ecotourism, activist, community learning, empowerment

Abstract

Development in coastal border areas is an important priority for addressing social and economic disparities and conflict through empowerment programs. The objective of the research is to analyze the empowerment as community learning based on ecotourism of coastal border. This research uses qualitative method in which Participatory Rural Appraisal (PRA) and data collection is conducted through in-depth interview, observation, documentation analysis, Focus Group Discussion (FGD) and Participatory Decision Making (PDM). The research takes place in the border area of West Kalimantan namely Sebubus Village and Temajuk Village, Paloh Subdistrict, Sambas District. The informants are determined through purposive sampling consisting of empowerment activists, community leaders, village government, business groups, academics, and tourists. Data is analyzed using SWOT analysis. The results show (1) to develop ecotourism potential of mangrove forest and food processing from mangrove fruit, turtle breeding, and coastal tourism, a participatory and sustainable empowerment of community learning program is necessary. (2) Youth figures as community learning activists of ecotourism empowerment along with community leaders need support and cooperation from village and local government, as well as private parties. (3) Temajuk village in particular requires the improvement of road infrastructure, electrical lighting and telecommunication signals in order not to cause social and economic dependency and jealousy with Malaysian border areas.

References

Amanah, S. (2010). Peran Komunikasi Pembangunan dalam Pemberdayaan Masyarakat Pesisir. Jurnal Komunikasi Pembangunan, 8(1), 1-19, https://doi.org/10.29244/jurnalkmp.8.1.%25p
Arifin, S. (2011). Migrasi Penduduk dan Implikasinya Terhadap Hankam di Wilayah Perbatasan Kalbar-Serawak. Jurnal Masalah-Masalah Hukum, 40(2), 220-227. https://doi.org/10.14710/mmh.40.2.2011.220-227
Arifin, S. (2013). Cross Border Approach Sebagai Alternatif Model Kebijakan Pembangunan Kawasan Perbatasan. Jurnal Hukum Ius Quia Iustum, 20(1), 37-58. https://doi.org/10.20885/iustum.vol20.iss1.art3
Asmin, F. (2017). The Model of Community Learning Center Development: A Case Study of PKBM Assolahiyah in West Java. Journal Ilmu Sosial Mamangan, 6(2), 61-70, https://doi.org/10.22202/mamangan.2312

Aulia, A. N., & Hakim, L. (2017). Pengembangan Potensi Ekowisata Sungai Pekalen Atas, Desa Ranu Gedang, Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo. Jurnal Wilayah dan Lingkungan, 5(3), 156-167, https://doi.org/10.14710/jwl.5.3.156-167
Badri, M., Hubeis, M., & Maksum. (2008). Pemberdayaan Komunikasi Pemuka Pendapat dalam Penanganan Bencana Gempa Bumi Di Yogyakarta (Kasus Kabupaten Bantul). Jurnal Komunikasi Pembangunan, 6(1), 55-71. https://doi.org/10.29244/jurnalkmp.6.1.%25p
Boonaree, C., & Tuamsuk, K. (2013). Community Learning Resources Management Practices in Thai Buddhist Monasteries. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 73, 175-180, https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2013.02.038
Buddenhagen, R. W., & Baldwin, J. R. (2011). Performing communicative functions in development projects: An exploratory study of development practices in Tanzania. International Journal of Intercultural Relations, 36(3), 418-429, https://doi.org /10.1016/j.ijintrel.2011.11.001
Chambers, R. (2007). From PRA to PLA and Pluralism: Practice and Theory. Brighton : Institute of Development Studies, University of Sussex.
Cindoswari, A. R. (2012). Jaringan Komunikasi dalam Penerapan Teknologi Produksi Ubi Kayu. Tesis. Bogor : Institut Pertanian Bogor.
Daniel M, Darmawati, & Nieldalina (2008). Participatory Rural Appraisal (PRA): Pendekatan Efektif Mendukung Penerapan Penyuluhan Partisipatif dalam Upaya Percepatan Pembangunan Pertanian. Jakarta: Bumi Aksara.
Dwiyanto. A. (2005). Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik. Gadjah Mada University Press.
Eriyanto. (2014) Analisis Jaringan Komunikasi: Strategi Baru dalam Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Prenada Media Group.
Fatimah, F. N. D. (2017). Teknik Analisis SWOT: Pedoman Menyusun Strategi yang Efektif dan Efisien serta Cara Pengelola Kekuatan dan Ancaman. Yogyakarta: Anak Hebat Indonesia.
Flamin, A., & Asnaryati. (2013) Potensi Ekowisata dan Strategi Pengembangan Tahura Nipa-Nipa Kota Kendari Sulawesi Tenggara. Jurnal Penelitian Kehutanan Wallace, 2(2), 154-168, https://doi.org/10.18330/jwallacea.2013.vol2iss2pp154-168
Gevisioner., Bangun, R., & Karyanti (2013). Strategi Pembangunan Berbasis Masyarakat di Kecamatan Perbatasan Negara di Provinsi Riau. Jurnal Bina Praja, 5(1), 53-62, https://doi.org/10.21787/jbp.05.2013.53-62
Gustina, A. (2007). Jaringan Komunikasi dan Peran Perempuan dalam Mempertahankan Budaya Rudat; Studi Pada Masyarakat Desa Negeri Katon, Kecamatan Negeri Katon, Lampung Selatan. Tesis. Bogor : Institut Pertanian Bogor.
Handoko, W., Sulaiman, A. I., & Akbar, A. A. S. (2014). Participatory Communication in Development Process of Matenggeng Dams Cilacap District Central Java. Jurnal Penelitian Komunikasi, 17(2), 141-152, https://doi.org/10.20422/jpk.v17i2.13
Haryanto, J. T. (2014). Model Pengembangan Ekowisata dalam Mendukung Kemandirian Ekonomi Daerah Studi Kasus Provinsi DIY. Jurnal Kawistara. 4(3), 225-330. https://doi.org/10.22146/kawistara.6383
Hasim, & Remiswal (2009). Community Development : Berbasis Ekosistem : Sebuah Alternatif Pengembangan Masyarakat, Jakarta : Diadit Media.
Hijriati, E., & Mardiana, R. (2014). Pengaruh Ekowisata Berbasis Masyarakat terhadap Perubahan Kondisi Ekologi, Sosial dan Ekonomi di Kampung Batusuhunan, Sukabumi. https://doi.org/10.22500/sodality.v2i3.9422
Huraerah, A. (2011). Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat: Model dan Strategi Pembangunan Berbasis Kerakyatan. Bandung: Humaniora.
Huruswati, I., Kurniasari, A., Purwanto, A. B., & Sabeni, M. (2012). Evaluasi Program Pembangunan Kesejahteraan Sosial di Desa Perbatasan Kalimantan Barat, Jakarta: P3KS Press.
Ife, J., & Tesoriero, F. (2008). Community Development: Community Based Alternatives in an Age of Globalization.. Australia (AU): Pearson Education.

Karsudi, Soekmadi, R., & Kartodihardjo, H. (2010) .Strategi Pengembangan Ekowisata di Kabupaten Kepulauan Yapen Provinsi Papua. Jurnal Manajemen Hutan Tropika, 16(3), 148-154. https://doi.org/10.7226/jtfm.16.3.%25p
Koswara. (2010). Strategi Penyelarasan Penyusunan APBD dengan RPJMD Untuk Meningkatkan Pembangunan Sarana dan Prasarana di Kota Bekasi. Tesis. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Kristiyanti, M. (2016). Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Pantai melalui Pendekatan ICZM (Integrated Coastal Zoe Manajement). Prosiding. Seminar Nasional: Kajian Multi Disiplin Ilmu dalam Pengembangan IPTEKS untuk Mewujudkan Pembangunan Nasional Semesta Berencan (PNSB) sebagai Upaya Meningkatkan Daya Saing Global. Unisbank Semarang, 28 Juli 2016: 752-760.
Leeuwis, C. (2006). Communication for Rural Innovation : Rethingking Agricultural Extention. Oxford: Blackwell Publishing Ltd.
Littlejohn, S. W., & Foss, K. A. (2008). Theories of Human Communication 9th. Singappre: Cengage Learning.
Mahmud., A. (2007). Model Komunikasi Pembangunan dalam Penyediaan Prasarana Perdesaan di Kawasan Pesisir Utara Jawa Tengah (Studi Kasus Desa Morodemak dan Purwosari Kabupaten Demak). Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.
Mardikanto, T. (2010). Komunikasi Pembangunan: Acuan Bagi Komunitas akademis, Praktisi, dan Peminat Komunikasi Pembangunan. Surakarta : UPT Penerbitan dan Pencetakan UNS Pr.
Marker, M. (2009). Indigenous resistance and racist schooling on the borders of empires: Coast Salish cultural survival. International Journal of the History of Education, 45(6), 757-772, https://doi.org/10.1080/00309230903335678
Marker, M. (2015). Borders and the borderless Coast Salish: decolonising historiographies of Indigenous schooling. Journal of the History of Education Society, 44(4), 480-502, https://doi.org/10.1080/0046760X.2015.1015626
Munazah, Y., Sugianto., & Nugroho, S. E. (2015). Model Learning Community Berbasis Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pelajaran IPA FISIKA SMP. UPEJ Unnes Physics Education Journal, 4(3). https://doi.org/10.15294/upej.v4i3.9981
Nugroho, N. D. (2004). Reinventing Pembangunan. Jakarta: Gramedia Elex Media Komputendo.
Nurcholis, H., Milwan, T., & Warsono, H. (2009). Perencanaan Partisipatif Pemerintah Daerah. Jakarta: Grasindo.
Nurudin. (2005). Sistem Komunikasi Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Patriadi, H. B. (2010). Isu Perbatasan: Memudarnya ‘Imagined State?, dalam Mengelola Perbatasan Indonesia Didunia Tanpa Batas, Isu, Permasalahan dan Pilihan Kebijakan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Purwatiningsih, S. D. (2012). Efektivitas Komunikasi Pembangunan pada Masyarakat Sekitar Hutan Konservasi Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Disertasi. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Ramirez, A. (2013). The Influence of Social Networks on Agricultural Technology Adoption. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 79, 101-116, https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2013.05.059
Rangkuti, F. (2014). Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Salakory, R. A. J. B. (2016). Pengembangan Ekowisata Berbasis Masyarakat di Kepulauan Banda, Kabupaten Maluku Tengah. Jurnal Ilmu Pertanian Agrika, 10(1), 84-92. https://doi.org/10.31328/ja.v10i1.441
Salim, N. (2011). Analisis Pola Spasial Kemiskinan, Pembangunan Manusia/Sosial, dan Aktivitas Ekonomi, serta Keterkaitannya di Provinsi Kalimantan Barat. Tesis.. Institut Pertanian Bogor.
Sarosa, W. (2011). Kebijakan Pengelolaan Kawasan Perbatasan Indonesia. Jakarta: The Partnership for Governance Reform.
Sudirtha, I. G. (2017). Membangun Learning Community dan Peningkatan Kompetensi Melalui Lesson Study. Jurnal Pendidikan Indonesia, 6(1), 28-38. http://dx.doi.org/10.23887/jpi-undiksha.v6i1.8683
Suharto. (2007). Pekerjaan Sosial di Dunia Industri Memperkuat Tanggungjawab Sosial Perusahaan, Bandung: Refika Aditama.


Sulaiman, A. I,. Kuncoro, B., Sulistyoningsih., E. D., Nuraini, H., & Djawahir, F. S. (2017). Pengembangan Agrowisata Berbasis Ketahanan Pangan Melalui Strategi Komunikasi Pemasaran di Desa. The Messenger. 9(1), 9-25, https://doi.org/10.26623/themessenger.v9i1.423
Sulaiman, A. I., Lubis, D. P., Susanto, D., & Purnaningsih, N. (2016). Merancang Media Informasi dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kota Banjar Provinsi Jawa Barat. Kawistara, 6(1), 93-106, https://doi.org/10.22146/kawistara.15504
Sumarto, H. S. (2004). Inovasi, Partisipasi dan Good Governance. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Sutaaat, (2012). Pemberdayaan Masyarakat Daerah Perbatasan Antar Negara. Sosiokonsepsia, 52(1), 52-71, https://doi.org/10.33007/ska.v17i1
Sutisna, S., Lokita, S., & Sumaryo. (2010). Boundary Making Theory dan Pengelolaan Perbatasan di Indonesia: Dalam Mengelola Perbatasan Indonesia Didunia Tanpa Batas, Isu, Permasalahan dan Pilihan Kebijakan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Widiati, A. (2007). Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Kawasan Perbatasan Antarnegara di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia, 9(3), 110-119, http://dx.doi.org/10.29122/jsti.v9i3.779
Zhu, E., & Baylen, D. M. (2006). From learning community to community learning: pedagogy, technology and interactivity. Journal: Educational Media International, 42(3), 251-268, https://doi.org/10.1080/09523980500161395
The Empowerment Model of Community Learning in Coastal Border
Published
2019-09-28
Section
Articles